Minggu, 06 Februari 2011

Arus Lalu Lintas Pakpak Bharat-Aceh Singkil Lumpuh


Pakpak Bharat, (Analisa)
Arus lalu lintas menghubungkan Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara-Aceh Singkil Propinsi Aceh lumpuh. Hingga berita ini dikirim Kamis (3/2) siang suasana belum normal.
Musibah menerpa, Rabu (2/2) pukul 16.00 Wib. Sekitar 20 jam pengguna jalan tertahan. Itu terjadi menyusul longsoran tanah bercampur kayu log besar dari arah tebing dan hutan menutup fasilitas transprotasi , persisnya di Lae Ikan Kilometer 194 Medan, Desa Lae Mrempat Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Pakpak Bharat. Titik itu merupakan perbatasan kedua wilayah. Sekitar 200 meter gundukan lumpur memanjang membuat konstruksi kehilangan permukaan.
Kendaraa roda dua hingga mobil besar sama sekali tak dapat lewat. Kebuntuan terlihat sepanjang empat kilometer. Diperkirakan, 500 san kendaraan terjebak di arah Pakpak Bharat, sedang dari posisi Subulusalam belum diperoleh informasi. Tidak ada korban jiwa akibat musibah itu. Namun, sebuah rumah dan kamar mandi umum di lokasi berbeda dilaporkan hanyut. Walikota Subulusalam, Merah Sakti SH dikabarkan memaksakan diri melangkah menapaki lumpur menuju Medan.
Ribuan pengguna jasa kendaraan mengaku kelaparan. Mereka terpaksa bermalam di mobil sedang pengendara sepeda motor nginap di rumah penduduk. Cuaca buruk menghantui fikiran.
"Kami sudah sangat lapar. Warung-warung sudah kehabisan makanan karena dibeli oleh pengantri. Kami tidak tahu lagi gimana jalan keluar. Yang paling kasihan anak-anak ini" ujar Khaerani penumpang bus asal Kabupaten Batubara menuju Trumun Kabupaten Aceh Singkil. Hal senada disampaikan Ramli Sembiring (63). Menurutnya, sudah semalaman tidak masuk nasi. Dia sedih membayangkan cucu menderita bersamanya.
Bupati Kabupaten Pakpak Bharat, Ir Remigo Yolando Berutu MBA melalui telepon selluler menjelaskan, menurunkan alat berat guna membersihkan lelumpuran. Sejumlah personil pemerintah juga dikerahkan. Segala upaya dicurahkan dan berharap persoalan segera teratasi. Dibenarkan, pihaknya menjalin komunikasi dengan Pemko Subuusalam sehingga material dikepung dari dua arah. Dia optimis, sore hari lalu lintas berjalan normal. Kendati ruas itu merupakan jalan nasional, ditegaskan kebutuhan masyarakat adalah prioritas sebagai wujud pelayanan dan responsibilitas.
Empati
Di lapangan, tidak terlihat alat berat Balai Besar Jalan Nasional. Hanya pick up kuning plat merah nonggok di sana. Richard Eddy Lingga anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut daerah pemilihan Kabupaten Dairi, Karo dan Pakpak Bharat di sela kunjungan lapangan menyesalkan lemahnya kepedulian Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Rehabilitas Jalan Nasional. Dia menyebutkan, lembaga itu perlu membuat persiapan berupa penyediaan alat berat sebab longsor kerap di situ. Selanjutnya, ia mengapresiasi empati Bupati Pakpak Bharat dan Pemko Subulusalam menanggulangi masalah.
Akibat musibah tersebut, kata Richard, kerugian besar mendera masyarakat utamanya pedagang. Ragam sayuran, buah dan daging khususnya ayam potong terancam gagal dijual. Ayam banyak mati di perjalanan. Arus dari Medan dan kota lainnya menuju dan dari Aceh Singkil, Tapaktuan dan Subulusalam terganggu.
Salehuddin Pohan dan Denny Insyah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan mengungkap sempat terseret arus longsor. Pergerakan lumpur itu bagai air bawah. Beruntung mereka spontan melompat menyelamatkan roda dua tumpangannya. Perjalanan itu diarahkan untuk pulang kampung ke Subulusalam.
Kepala Dinas Perhubungan Pakpak Bharat, Mester Padang didampingi Kepala Bidang Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Iwan Taruna mengutarakan, selain tertimbun akibat longsor, sejumlah badan jalan juga amblas. Empat tiang listrik hanyut. Kapolres Pakpak Bharat melalui Kepala Satuan Lalu Lintas menyebut, terdapat 23 titik longsor di sepanjang jalan nasional jalur Sukarame-Lae Ikan. (ssr)
Disiarkan di Hr Analisa, Jumat (4/2/2011)

http://www.analisadaily.com