Minggu, 06 Februari 2011

12 Ruko Terbakar di Sidikalang





Sidikalang, (Analisa)Sebanyak 12 unit ruko (rumah toko) di Jalan Boang Kelurahan Sidikalang, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi ludes dilalap si “jago merah”, Sabtu (5/2), sekira pukul 08.30 WIB. Api begitu cepat menyambar dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Hal ini disebabkan karena konstruksi bangunan yang semi permanen itu berdinding kayu. Begitu juga usia bangunan yang relatif tua.Suasana menjadi panik saat ribuan pedagang di kawasan itu ‘berjibaku’ di tengah lautan api guna menyelamatkan barang dagangan. Apalagi hari itu merupakan puncak perdagangan di akhir pekan. Kepanikan benar-benar dirasakan. Kawasan yang dipenuhi pedagang kakilima hingga ke Pasar Induk Sidikalang, menjadi hingar bingar. Badan jalan terasa sesak. Tidak banyak barang dagangan yang berhasil diselamatkan dari ‘jilatan’ api. Isak tangis dan doa terdengar di sana sini. Boru Siregar pengusaha SPBU yang tak jauh dari lokasi kebakaran langsung mengantisipasi pengisian bahan bakar miliknya dengan cara mempersiapkan racun api.Belum diketahui pasti asal muasal api. Hanya saja, jilatan terhenti ke arah utara karena terhalangi tembok beton berlantai tiga. Warga berusaha menjinakkan keganasan api dengan menyiramkan air seadanya. Rumah penduduk di depan pasar dimanfaatkan untuk mengamankan barang dagangan. Sementara itu, ketakutan menghantui warga Jalan Klasen yang berada di belakang lokasi kebakaran. Angin berhembus ke arah Jalan Klasen. Dibantu sejumlah personil Polres Dairi dan TNI AD, mereka mencoba menghempang ‘jilatan api’ dengan merusak paksa rumah penduduk.Pemkab Dairi mengerahkan semua mobil pemadam kebakaran. Hanya saja, hasilnya tidak optimal. Sejumlah mobil macet saat menyemprotkan air. Sesekali, selang terlepas hingga air terbuang percuma. Mobil kebakaran milik PT Wahana Graha Makmur juga turut memadamkan api.DitinggalSaksi mata, Kipson Siregar, penduduk Jalan Boang mengatakan, saat kejadian ia tengah mengetik surat di rumah. Tiba-tiba, terdengar suara ribut menyebut api. Spontan saja, ia keluar dan merasakan panas akibat kobaran api. Oppu Gilbert Sihite pedagang kakilima asal Desa Bunturaja menyebutkan, kala itu ia menyusun pisang untuk ditawarkan. Tak lama berselang, suara histeris terdengar ramai. Dia meninggalkan jualan menyelamatkan diri. Hal senada disampaikan Damaris Siregar penjual sayur-mayur asal Desa Juma Tenguh Kecamatan Siempat nempu. Barang dagangan pun luluh lantak terinjak massa. Dia melompat menyusul panas luar biasa. Aneka hasil bumi utamanya sayuran segar berserak bagai tak bertuan ditinggal pemiliknya.Data sementara diperoleh wartawan, ruko yang terbakar mulai nomor 12 hingga 24. Diantaranya dihuni Marga Sihombing /boru Sinulingga, Berton Simbolon/boru Sinurat, Sinaga/boru Sinulingga, Gurning, boru Simanjuntak, Banurea/boru Pasaribu, Simbolon/boru Manullang, Tarigan/boru Damanik. Ruko tersebut dipakai untuk ragam bisnis diantaranya salon kecantikan, penyedia meubel, warung kopi, apotik dan usaha jahit. Kegiatan belajar mengajar siswa SD St Josef dan SMP St Paulus terpaksa dibubarkan menyusul insiden itu. Kebetulan asrama St Clara di Jalan Klasen adalah tempat tinggal mereka. Pelajar saling membahu mengangkat asset dan membantu tetangga. Kapolres, AKBP Yustan Alpiani memberi instruksi kepada tim. Sekretaris Daerah, Arsenius Marbun, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Amister Lumban Gaol, John Mustafa Silalahi Kepala Dinas Perindustrian dan Pedagangan membaur memberi empati. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.Kapolres mengatakan, terkait bencana itu penyelidikan sedang dilakukan. Kabar sementara, tidak ada korban jiwa. Pissher Simamora dan Togar Simorangkir anggota DPRD turut prihatin atas peristiwa naas itu. Dia berharap, semua pihak mengambil pelajaran, termasuk pemerintah agar senantiasa mempersiapkan mobil pemadam kebakaran. (ssr/dp)






Disiarkan di Hr Analisa, Minggu (6/2/2011)